Anak Kampus CPC - Support us

Jumat, 22 Maret 2013

Surat Terbuka Untuk Presiden Republik Indonesia dan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden RI Tahun 2014

Kepada Yang Terhormat
Presiden Republik Indonesia
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
dan Para Calon Presiden RI - Wakil Presiden RI Tahun 2014



Dengan hormat,
Surat terbuka ini dibuat sebagai bentuk respon terhadap berbagai permasalahan masyarakat yang tak kunjung pernah diselesaikan dengan baik antara lain masalah kemiskinan, semakin tajam jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin, kekerasan yang terlembaga baik dalam keluarga, masyarakat dan kehidupan bernegara. Masalah penting lainnya yaitu korupsi dan masih adanya tindak teror dalam masyarakat.

Masalah-masalah yang disebutkan tersebut terkesan menunjukkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia di kepalai oleh para pemimpin yang hanya memperhatikan kedudukannya dan bukan kedudukan masyarakat. Jadi secara tidak langsung dapat dikatakan Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhono gagal membawa bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera! Apakah yang harus Bapak Presiden lakukan sekarang ini dalam memandang berbagai masalah yang ada dan ramai dibicarakan juga nyata disaksikan dengan mata sendiri? Apakah saya keliru dan salah atau terkesan tidak sopan jika meminta Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhono melepas jabatan sebagai Presiden RI karena sudah terbukti tidak dapat menyelesaikan berbagai masalah krusial dan masalah yang butuh penanganan serius?

Untuk Para Calon Presiden (Capres)-Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI Tahun 2014 yang akan berkompetisi merebut kedudukan dan jabatan penting dalam menentukan arah perjalanan bangsa Indonesia. Apakah benar para Capres-Cawapres memikirkan nasib bangsa? Tentu pertanyaan ini sangat mendasar untuk diajukan.

Disamping itu, saya sangat menyayangkan sikap dari Capres tertentu sebab ia terkesan membiarkan masalah "lumpur Surabaya" begitu saja. Setelah melakukan pembiaran sekian lamanya, maka orang bersangkutan dengan bangga tampil sebagai kandidat Capres dimana alasan utamanya adalah hak demokrasi sebagai warga Negara Republik Indonesia yang mendorong individu tersebut mencalonkan dirinya. Bisa dibayangkan jika ia terpilih kemudian hari, seperti apa situasi dan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat di berbagai daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia : bisa saja sikon yang dihadapi masyarakat jauh lebih buruk dari "lumpur Surabaya". Apakah saya harus memilih Anda?

Beberapa hal menarik lainnya, saya lontarkan terkait usaha-usaha menarik seseorang masuk ke bursa Capres/ Cawapres dimana pihak-pihak berkepentingan itu tidak melakukan untuk sebuah perubahan mendasar dalam masyarakat tetapi hanya sekedar mendongkrak populeritas kelompok yang memiliki kepentingan itu. Saya sangat salut kepada Tokoh yang didekati oleh kelompok-kelompok yang berkepentingan, tidak sedikit pun termakan bujuk-rayuan. Semoga tetap bersikap seperti itu! Jika seandainya kemudian termakan bujuk-rayu, maka sesungguhnya apa yang telah dikerjakan selama ini tak lain sekedar batu loncatan saja! Sangat disayangkan, ya., jika itu benar-benar terjadi!

Tak hanya itu, seorang lagi mencalonkan dirinya sendiri setelah ia dengan terang-terangan dan berani berbicara SARA menjadi konsumsi percakapan publik. Capres itu merasa bangga dan terlalu percaya diri tetapi tidak mengerti dan kurang memiliki kecakapan yang cukup untuk membekali diri sebagai seorang Capres tahun 2014. Bagaimana Saudara bisa setia kepada rakyat, sedangkan Saudara menyukai hidup berpoligami!

Kiranya ini menjadi catatan penting dalam menentukan sikap kita.

Salam


Adriani Galry Adoniram Tobondo