Anak Kampus CPC - Support us

Jumat, 06 Desember 2013

INDONESIA BUTUH JUSUF KALLA, JK HARUS TENTUKAN SIKAP!



“……Selaku masyarakat Indonesia, saya berhak mengeluarkan suara bahwa masyarakat butuh Jusuf Kalla! [Adriani GA Tobondo]”


JK DAN PARTAI GOLKAR
antarajatim.com memberi judul artikel “Golkar Minta PKB Bersabar Meminang Jusuf Kalla”[1] sangat menarik untuk dibaca sehingga bisa memahami arah dari perjalanan partai bergambar pohon beringin itu.

Dari uraian tersebut terdapat beberapa hal yang dapat disarikan terkait Jusuf Kalla, Pinangan PKB dan Golkar sebagai berikut : Pertama., Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Ridwan menganggap bahwa PKB sekedar menaikan elektabilitas partainya dengan cara mengusung Jusuf Kalla sebagai Calon Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Juli 2014 mendatang. Kedua., Golkar menganggap bahwa apa yang dilakukan PKB dalam menaikan elektabilitas partai ialah proses pengrusakan sistem yang sudah ada. Ketiga., Wakil Sekjen DPP Partai Golkar mengatakan bahwa Golkar sudah menyiapkan tugas kepada Jusuf Kalla demi kemenangan di Pemilihan Umum Legislatif oleh DPP, Jusuf Kalla akan menjadi juru kampanye nasional.

Ketiga pointer seputaran Jusuf Kalla, Pinangan PKB dan Golkar tampak bahwa :
·         Jusuf Kalla memiliki pengaruh besar di mata masyarakat dan Golkar masih membutuhkan Beliau. Disini patut ditanyakan siapa sebenarnya yang ingin menaikan elektabilitas partai? Apakah PKB atau Golkar? Golkar menuding PKB sekedar menaikan elektabilitas partainya sementara Golkar terbukti belum “tulus” melepas Jusuf Kalla bahkan tidak berkeinginan partai lain meminangnya sebagai Calon Presiden NKRI pada Juli 2014 mendatang.
·         Dibalik ketidakpastian itu dan sikap Golkar terhadap Jusuf Kalla yang tampak bagi saya ialah JK terkesan diperlakukan “nggantung” oleh Golkar. Artinya, Golkar mengakui pengaruh yang dimiliki JK tetapi disisi lain mengabaikan potensi pengaruh JK karena satu dan lain hal. Mungkin saja itu terjadi karena ada semacam konsilidasi dan kesepakatan internal partai Golkar sehingga cemas jika Aburizal Bakrie atau Ical tidak terpilih menjadi Presiden dalam Pemilu Presiden 2014 mendatang. Disisi lain, tawaran tugas untuk JK dari DPP Golkar sebagai juru kampanye nasional di Pemilu Legislatif terkesan hanya memanfaatkan potensi pengaruh JK sekaligus terkesan “kurang menghargai” kedudukan dan peranan JK. Sebaliknya, JK sangat menghargai partai Golkar karena terbukti bahwa dirinya sama sekali tidak mengeluarkan pernyataan apa-apa terkait pinangan partai PKB, tidak mengikuti Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat atau tawaran partai lain. Golkar jelas perilakunya abu-abu!
·         Justeru baik kalau memang benar internal Partai Golkar berpikir untuk masa depan Partainya, maka baiknya dibuat saja dua pilihan Calon Presiden yaitu satu Capres Jusuf Kalla dan satunya Capres Ical. Ini dinilai sangat baik, strateginya hanya memilih siapa Cawapres yang ideal, memiliki komunikasi sosial yang besar. Hanya saja, apakah Golkar akan menempuh itu?

JALUR INDEPENDEN UNTUK JUSUF KALLA
JK punya salah satu kemampuan yaitu menyelesaikan masalah yang terkesan sulit diselesaikan dengan pendekatan unik dan sebelum masyarakat “dipopulerkan” dengan istilah politik blusukan era Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Jokowi-Ahok, justeru model pendekatan politik tersebut telah dilakukan JK dan pastinya JK lebih awal mempelajari strategi Gubernur DKI Ngantung periode silam.

Jadi sayang jika JK tidak maju sebagai Calon Presiden NKRI Juli 2014 mendatang. Alasannya sederhana, Negara ini (NKRI) sedang dalam krisis besar dan tidak sedikit masalah yang silih berganti datang, ini membutuhkan keahlian dan potensi seperti yang ada dalam diri Jusuf Kalla.

JK bisa memilih jalur independen untuk maju sebagai Calon Presiden NKRI Juli 2014, bukannya publik Indonesia sekarang sedang “sinis” terhadap partai politik?




[1] http://antarajatim.com/lihat/berita/121108/golkar-minta-pkb-bersabar-meminang-jusuf-kalla