Bulan Februari 2013, saya baru memulai
aktifitas nge-blog. Posting-an terakhir pada 28 November
2012 dalam syair diberi judul “PERUT KENYANG BERNYANYI MAKA PERUT LAPAR
MENANGIS”. Setelah tulisan itu di posting,
saya tidak menulis lagi ketika memperoleh informasi kesehatan Prof. Kutut
Suwondo akhir bulan November. Tanggal 28 Desember 2012, Prof. Kutut Suwondo
meminta maaf kepada saya dan berkata bahwa dirinya tidak mampu mendampingi saya
untuk mengerjakan tulisan. Beberapa hari kemudian, 17 Januari 2013, Prof. Kutut
Suwondo mengalami kecelakaan yang mengakibatkan pendarahan bagian kepala,
kemudian dibawah ke Rumah Sakit Ken Saras untuk memperoleh pertolongan darurat.
Sayangnya, 22 Januari 2013 pukul 12.35 WIB, Beliau telah dipanggil Maha Kuasa.
Kepergian Beliau seakan-akan
mengingatkan saya pada beberapa cerita tentang “pesan terakhir” atau “fenomena”
lainnya terkait tanda dari akhir kehidupan seseorang. Hal ini tentu saja
menyedihkan dan menyakitkan, perpisahaan memang sesuatu yang sukar untuk
dipahami. Ada yang memandang perpisahan adalah akhir dari segala-galanya dan
ada pula yang percaya bahwa perpisahan adalah awal permulaan atas sesuatu yang
akan terjadi dalam hidup seseorang. Kedua hal ini, tidak dapat dipaksakan
kepada seseorang untuk kemudian dianut atau dijadikan pandangan hidupnya.
Tetapi, individu itu sendiri yang memilih mana baiknya sebab kehidupan itu
hanya dia sendiri yang menjalaninya dan sekaligus menentukannya. Orang lain hanya
sebatas referensi!