PILPRES dan
PILWAPRES tak terasa semakin dekat, Indonesia akan memulai sebuah laman baru,
laman untuk sekian kalinya membuktikan bahwa Indonesia benar-benar negara yang
menerima pluralitas itu sendiri. Saya masih ingat, ketika itu, SBY dan JK duduk
bersama memimpin negara ini. Kedua tokoh tersebut luar biasa, khususnya Jusuf
Kalla yang kepemimpinannya tidak dapat
dipungkiri telah membawa sebagian perjalanan bangsa Indonesia jauh lebih baik
dari sebelumnya. Muhammad Jusuf Kalla, ia lah yang perintis utama
pendekatan-pendekatan inovatif dalam memecahkan masalah paling krusial antara
lain KONFLIK POSO dan KONFLIK AMBON, kedua konflik itu sangat sukar
diselesaikan tetapi dengan kecakapan Jusuf Kalla (JK) maka POSO dan AMBON bisa
memperoleh kedamaian. Demikian juga masalah ACEH., masalah ACEH adalah masalah
30an tahun, tetapi bagi seorang Jusuf Kalla hanya dengan memandang serta
memahami ACEH lebih baik, merasakan keluh kesahnya juga menghargai setiap
posisi-posisi bargaining serta menengahi dengan kedudukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, masalah ACEH pun selesai.
Sayangnya, JK pada
PILPRES kedua di masa pertamanya memimpin negara, JK-WIN kurang mendapat
keberuntungan. JK-WIN terkenal dengan slogannya LEBIH CEPAT LEBIH BAIK dan
PASANGAN NUSANTARA. Sebelum itu, JK sepertinya kurang di”gubris” oleh SBY, ia
menanti dan menunggu jawaban dari SBY tapi tak kunjung datang. Singkatnya, hasil
suara pun membawa SBY-BOEDIONO naik menjadi pemimpin negara hingga saat ini (tahun
2012). Kepemimpinan SBY-BOEDIONO tampaknya mengalami berbagai kesukaran yang
sepertinya sukar diselesaikan.
Bagaimana dengan JK?
Meski kalah dalam pemilihan, JK tetap menunjukkan ketulusannya bagi INDONESIA,
ia tetap eksis dan tetap melayani masyarakat INDONESIA siapa pun dirinya.
Sejumlah prestasi dan karya ia lahirkan. Seorang supir taksi pernah mengatakan
kepada saya “MAS DARI SULAWESI? SAYA MENYESAL JUSUF KALLA TIDAK MENJADI
PRESIDEN” dan saya menjawab “SAYA JUGA PAK, SAYANGNYA MUNGKIN TEMAN BAPAK ATAU
BAPAK SENDIRI TIDAK MEMBERIKAN KESEMPATAN UNTUK JK MEMBUKTIKAN KECAKAPAN
MEMIMPINNYA, JIKA BENAR ITU TERJADI SAYA HANYA BISA MEMAKLUMI PERILAKU SOSIAL
POLITIK MASYARAKAT SENDIRI”
JK untuk sekian
kalinya lagi mengantongi gelar DOCTOR HONORIS CAUSA dari UNIVERSITAS INDONESIA
dalam bidang Kepemimpinan pada 9 Februari 2013. Mungkinkah masyarakat Indonesia
benar-benar merindukan sosok JK? Saya secara pribadi sangat merindukan Beliau
menjadi Presiden Indonesia mendatang.