Anak Kampus CPC - Support us

Kamis, 07 September 2023

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENINGKATAN KEMISKINAN SERTA KESENJANGAN SOSIAL DI SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN ANOMIE DI INDONESIA

 

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pembatasan mobilitas, penutupan tempat-tempat umum, serta penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Indonesia, memberlakukan lockdown terdesentralisasi dan bertahap, serta tidak pernah mencapai tingkat ketat seperti negara lain.[1]) Langkah-langkah pemerintah dalam menerapkan lockdown diserahkan melalui propinsi dan kabupaten, kemudian beberapa propinsi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai bentuk respon persoalan pandemik COVID-19 yang berimbas pada kehidupan sosial dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Pemberlakukan PSBB disusul dengan penutupan tempat-tempat umum yang dilakukan pemerintah Indonesia seperti pusat perbelanjaan, restoran dan tempat hiburan.

Lebih lanjut, pandemi COVID-19 juga berpengaruh pada daya beli konsumen yang mengalami penurunan akibat banyak warga kehilangan pekerjaan, berkurangnya jam kerja dan perubahan perilaku konsumen. Penurunan daya beli konsumen berdampak negatif terhadap sektor perdagangan dan jasa. Sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu sektor yang paling terpukul oleh dampak pandemi ini, karena mengalami gangguan pada rantai pasok, permintaan, biaya logistik, dan kerjasama internasional. Sektor ini juga berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat, karena merupakan sumber pendapatan dan lapangan kerja bagi banyak orang.

Disisi lain, pandemi COVID-19 dipandang sebagai momentum untuk melakukan diversifikasi produk ekspor dan impor misalnya memanfaatkan potensi pasar baru atau alternatif, momentum untuk mempercepat transformasi digital di sektor perdagangan dan jasa seperti pengembangan e-commerce, fintech, logistik online. Dilain sisi, Indonesia harus mengalami banyak persoalan bersumber dari tingkat keragaman sosial yang tinggi dari jumlah penduduk 270 juta jiwa, tingkat konsumsi dan ketergantungan yang tinggi untuk beberapa komoditas strategis seperti bahan bakar minyak, bahan baku industri, bahan baku pangan, dan alat-alat kesehatan, struktur ekspor yang rapuh karena masih didominasi oleh komoditas primer yang rentan terhadap fluktuasi harga dan permintaan global, tingkat biaya logistik yang tinggi akibat infrastruktur transportasi yang belum memadai, regulasi yang berbelit-belit, praktik monopoli dan oligopoli di beberapa sektor, daya saing yang rendah akibat rendahnya produktivitas, inovasi, kualitas produk, dan standar mutu.

Dari banyak problematika yang muncul sebagai dampak pandemi COVID-19 pada peningkatan kemiskinan dan kesenjangan sosial di sektor perdagangan dan jasa, tidak disadari bahwa hal tersebut juga berimplikasi pada pertumbuhan tingkat anomie di Indonesia. Melalui artikel ilmiah ini yang disusun dengan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur bersumber dari data-data yang relevan dan terpercaya seperti media pemberitaan, laporan resmi, buku dan lainnya, bertujuan untuk memahami peningkatan kemiskinan dan kesenjangan sosial di sektor perdagangan dan jasa dalam hubungannya dengan pertumbuhan anomie di Indonesia.

selengkapnya, Klik disini

Tidak ada komentar: