Tidak terasa bagi siswa kelas 3 SMA/SMK sebentar lagi berpindah studinya
di Perguruan Tinggi, ada yang memilih masuk Perguruan Tinggi Negeri
dengan mengikuti SNMPTN, ada juga masuk Perguruan Tinggi Swasta, dan
sebagian memilih tidak melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi.
Dalam hal ini, perlu diketahui kiat-kiat memilih Perguruan Tinggi,
sebagai berikut :
Sumber Daya Manusia
SDM menjadi dasar bagi individu untuk menentukan pilihannya. Sesuai
aturan DIKTI bahwa dosen minimal harus pendidikannya S2 (Magister/
Master). Jika ada 10 fakultas dan 8 fakultas pendidikan dosen umumnya
S2, 2 fakultas dosennya S3 maka pilihan baiknya dijatuhkan pada fakultas
yang memiliki dosen pendidikan S3 (Doktor). Ini akan berpengaruh besar
terhadap kredibilitas fakultas, terutama materi atau pengetahuan yang
akan diterima individu bersangkutan ketika menempuh pendidikan S1 di
suatu Perguruan Tinggi.
Hindari Fakultas/ Universitas yang banyak "Pungutan Tambahan" atau "Pungutan Liar"
Kalau saya calon mahasiswa S1, saya akan memeriksa atau mengecheck
informasi terkait Perguruan Tinggi termasuk di dalamnya
Fakultas-fakultas. Jika seandainya diperoleh informasi bahwa di
Perguruan Tinggi tersebut banyak kali menarik pungutan tertentu
(pungutan tambahan) yang dinilai kurang masuk akal, maka baiknya itu
jadi bahan pertimbangan. Individu segera mengecheck fakultas-fakultas
yang ada di Perguruan Tinggi tersebut, apa fakultasnya juga? Jika hanya
ada 3 fakultas yang tidak menarik "pungutan tambahan" atau "pungutan
liar", maka pilihan jatuh diantara 3 fakultas meski pun Perguruan
Tingginya (mungkin tingkat Rektoratnya) banyak menarik "pungutan
tambahan" atau "pengutan liar", itu dapat diantisipasi karena masih ada 3
fakultas yang dapat dikatakan jujur. Opsi lain, jangan memutuskan untuk
kuliah di Universitas tersebut.
Memilih Fakultas Sesuai Kebutuhan Pasar
Supaya jangan rugi buang uang percuma untuk meraih gelar sarjana,
penting bagi kita memilih fakultas sesuai kebutuhan pasar misalnya
Geografi dan Bahasa Indonesia. Dua bidang studi ini sangat langka dan
pasti ketika kita lulus dari salah satu bidang studi tersebut, sudah
dipastikan akan mudah dapat kerja. Jadi uang tidak terbuang begitu saja.
Memilih Fakultas Sesuai Minat
Banyak rekan saya akhirnya kuliah tidak diminati karena fakultas yang
dimasukinya bukan pilihan sendiri, alias pilihan orangtua. Jika kita
minat pada seni, maka baiknya kita mencari bidang studi seni, bukannya
masuk Bahasa Inggris. Itu kesalahan yang besar. Kasus lain biasanya kita
memilih fakultas tertentu karena ikut-ikutan rame, artinya bahwa
fakultas tersebut memang lagi trend dikalangan muda. Fakultas yang lagi
naik daun, belum tentu menjamin masa depan bagi seseorang. Ini harus
dihindari!
Memilih Berdasarkan Manfaat Yang Sama
Perguruan Tinggi baik swasta dan negeri, tidak dibedakan. Tujuannya sama
yaitu menghasilkan para Sarjana (S1), S2, S3. Seringkali kita memilih
Universitas dipengaruhi atau dilatarbelakangi gengsi sosial tertentu,
padahal kita lupa bahwa hasil keluarannya sama yaitu sama-sama pegang
ijasah dan transkrip nilai S1 atau S2 atau S3. Perbedaannya hanya
terletak pada biaya pendidikan, ada Perguruan Tinggi 1 SKSnya itu
mencapai Rp. 200.000 atau lebih, tetapi ada juga Perguruan Tinggi 1
SKSnya itu Rp. 40.000.
Perguruan Tinggi yang biayanya Rp. 200.000 per sks dan Rp. 40.000 per
sks, dimata saya sama saja, karena outputnya juga sama, sama-sama
menghasilkan ijasah dan transkrip nilai. Output yang dihasilkan itu
merupakan modal untuk bekerja. Jika saya, maka saya memilih Perguruan
Tinggi yang biayanya Rp. 40.000, status saya juga sama dengan lulusan
Sarjana Rp. 200.000 per SKS, sama-sama Sarjana dan sama-sama mencari
pekerjaan.
Selamat memilih dengan bijak untuk menempuh pendidikan lanjutan di Perguruan Tinggi. (drtobondo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar