Peristiwa
yang dirasakan ini, kemudian mendorong berpikir ke depan bahwa penting bagi
masyarakat Poso mendapatkan pendidikan politik. “Jangan karena politik,
masyarakat dipecah belah dan dijadikan kuda lumping” ini pesan moral dari Empat
Guru Besar, Prof. Amien Rais, Prof. Praktikno, Prof. Robert M. Lawang dan Prof.
Liek Wiliardjo. Tentu saya tidak simpati jika masyarakat dipecah belah dan dijadikan kuda
lumping. Calon Pemimpin yang bermain dengan cara-cara itu adalah Calon
Pemimpin yang tidak memiliki kualitas daya saing yang baik. Parahnya, tanpa disadari
masyarakat Poso bahwa “barang dagangan” tersebut hanyalah “barang daur ulang”. Kita
harus belajar banyak dan mulai terdorong untuk mengembalikan kehormatan wilayah
dan kehormatan masyarakat Poso!
Masyarakat
Poso harus sadar dengan apa yang dipilihnya ke depan, bukan karena dorongan
emosional tapi diharapkan karena ada dorongan rasional. Masyarakat Poso harus
belajar dari masa ke masa, dan saya harus jujur bahwa pemerintah Kabupaten Poso
sebelumnya sama sekali tidak menunjukkan hal spektakuler. Justeru sebaliknya, tindak
kejahatan korupsi dan tindak kekerasan seksual serta kekerasan dalam rumah
tangga meningkat tajam. Ini artinya apa? Ini adalah tanda bahwa masyarakat
mengalami tingkat social stress yang
tinggi, hidup tanpa harapan dan tanpa jaminan, meningginya tuntutan kebutuhan
sementara sumber-sumber produktif tidak mendukung, banyaknya godaan yang
datang, penyimpangan dari pertumbuhan penduduk yang tak sebanding, menipisnya
kesempatan hidup layak secara sosial dan secara ekonomi, gagalnya program dan
kegiatan Keluarga Berencana, tidak bekerjanya sistem kontrol sosial, kegagalan
dari pendidikan agama dan kegagalan dari pendidikan keluarga. Saya pikir ini
prioritas program kerja Bupati-Wakil Bupati Poso terpilih akan datang. Kalau
tidak ada, ya sudah kewajiban sebagai warga Poso maka itu harus dibuat untuk
masyarakat. Kita tidak butuh teori tapi aksi konkret! Untuk dapat mencapai hal
yang konkret, maka dibutuhkan pemimpin yang memiliki kualitas spiritual,
memiliki daya kreatif tinggi, cerdas dan tidak ekslusif juga bermental baja
serta rendah hati dan anti korupsi! (drtobondo)
Anak Kampus CPC - Support us
Rabu, 04 Mei 2016
PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) Poso di Mata Saya
Baru kali ini dalam sejarah
perpolitikan Pemilihan Kepala Daerah Poso, saya sama sekali harus bersikap
bijak untuk menghormati Keempat Pasangan Calon yaitu pasangan Amjad, pasangan
Djaru’u, pasangan Wirabumi, pasangan Darmin. Alasannya sederhana karena Amjad, Franny
Djaru’u, Wirabumi dan Darmin seluruhnya memiliki hubungan kekerabatan dengan
saya. Amjad, Frany Djaru’u, Wirabumi dan Darmin merupakan Paman saya, sementara
Max Kaiya adalah ipar dan sepupuh saya. Jadi bisa dibayangkan hal yang dirasakan
ini, sudah pasti berlaku dalam masyarakat Poso. Ini disebut sebagai “efek pecahan
telur ayam” dari tangan Rombenunu, seorang raja pada masa klasik Poso.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar