Anak Kampus CPC - Support us

Rabu, 04 Mei 2016

PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) Poso di Mata Saya

Baru kali ini dalam sejarah perpolitikan Pemilihan Kepala Daerah Poso, saya sama sekali harus bersikap bijak untuk menghormati Keempat Pasangan Calon yaitu pasangan Amjad, pasangan Djaru’u, pasangan Wirabumi, pasangan Darmin. Alasannya sederhana karena Amjad, Franny Djaru’u, Wirabumi dan Darmin seluruhnya memiliki hubungan kekerabatan dengan saya. Amjad, Frany Djaru’u, Wirabumi dan Darmin merupakan Paman saya, sementara Max Kaiya adalah ipar dan sepupuh saya. Jadi bisa dibayangkan hal yang dirasakan ini, sudah pasti berlaku dalam masyarakat Poso. Ini disebut sebagai “efek pecahan telur ayam” dari tangan Rombenunu, seorang raja pada masa klasik Poso.
Peristiwa yang dirasakan ini, kemudian mendorong berpikir ke depan bahwa penting bagi masyarakat Poso mendapatkan pendidikan politik. “Jangan karena politik, masyarakat dipecah belah dan dijadikan kuda lumping” ini pesan moral dari Empat Guru Besar, Prof. Amien Rais, Prof. Praktikno, Prof. Robert M. Lawang dan Prof. Liek Wiliardjo. Tentu saya tidak simpati jika masyarakat dipecah belah dan dijadikan kuda lumping. Calon Pemimpin yang bermain dengan cara-cara itu adalah Calon Pemimpin yang tidak memiliki kualitas daya saing yang baik. Parahnya, tanpa disadari masyarakat Poso bahwa “barang dagangan” tersebut hanyalah “barang daur ulang”. Kita harus belajar banyak dan mulai terdorong untuk mengembalikan kehormatan wilayah dan kehormatan masyarakat Poso!
Masyarakat Poso harus sadar dengan apa yang dipilihnya ke depan, bukan karena dorongan emosional tapi diharapkan karena ada dorongan rasional. Masyarakat Poso harus belajar dari masa ke masa, dan saya harus jujur bahwa pemerintah Kabupaten Poso sebelumnya sama sekali tidak menunjukkan hal spektakuler. Justeru sebaliknya, tindak kejahatan korupsi dan tindak kekerasan seksual serta kekerasan dalam rumah tangga meningkat tajam. Ini artinya apa? Ini adalah tanda bahwa masyarakat mengalami tingkat social stress yang tinggi, hidup tanpa harapan dan tanpa jaminan, meningginya tuntutan kebutuhan sementara sumber-sumber produktif tidak mendukung, banyaknya godaan yang datang, penyimpangan dari pertumbuhan penduduk yang tak sebanding, menipisnya kesempatan hidup layak secara sosial dan secara ekonomi, gagalnya program dan kegiatan Keluarga Berencana, tidak bekerjanya sistem kontrol sosial, kegagalan dari pendidikan agama dan kegagalan dari pendidikan keluarga. Saya pikir ini prioritas program kerja Bupati-Wakil Bupati Poso terpilih akan datang. Kalau tidak ada, ya sudah kewajiban sebagai warga Poso maka itu harus dibuat untuk masyarakat. Kita tidak butuh teori tapi aksi konkret! Untuk dapat mencapai hal yang konkret, maka dibutuhkan pemimpin yang memiliki kualitas spiritual, memiliki daya kreatif tinggi, cerdas dan tidak ekslusif juga bermental baja serta rendah hati dan anti korupsi! (drtobondo)

Tidak ada komentar: